4 Hikmah Dibalik Puasa Sunnah Senin Kamis, Syawal, Arafah, dan Rajab

Posting Komentar
Puasa merupakan salah satu ibadah utama bagi umat Muslim. Bagi orang yang menjalankannya niscaya akan mendapatkan hikmah, yang akan kembali pada dirinya sendiri. Seperti hikmah membentengi diri dari godaan syahwat, memelihara kesehatan, dan ganjaran pahala dari Allah SWT tentunya.

Memang puasa hanya wajib dilakukan satu bulan saja, ketika bulan Ramadan tiba. Tapi puasa juga bisa dilakukan di luar bulan Ramadan yang biasa disebut puasa sunnah. Tata cara puasanya pun sama, yakni tidak makan-minum serta melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari mulai Subuh hingga Magrib.

Hikmah Puasa Sunnah Senin Kamis, Syawal, Arafah, dan Rajab


Inilah hikmah puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, Arafah, dan Rajab.

Tiap-tiap puasa sunnah memiliki hikmah berbeda-beda. Namun dalam artikel kali ini, hanya akan dibahas hikmah dari puasa Senin Kamis, puasa Syawal, puasa Rajab, dan puasa Arafah.

Puasa Senin Kamis

Sebagaimana namanya, puasa Senin Kamis dilakukan tiap hari Senin dan Kamis. Puasa ini bisa dikerjakan 88 kali (sebulan 8 kali) dalam setahun.

Puasa Senin Kamis dianjurkan Nabi Muhammad SAW, kenapa? Hal ini lantaran pintu-pintu surga Ar-Rayyan dibuka serta catatan amal manusia dilaporkan kepada Allah SWT tiap hari Senin dan Kamis.

Hal ini sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi, "Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).

Siapa yang ingin dinilai baik walau pelaporan  catatan amalnya? Semuanya tentu.

Di samping ganjaran pahala, orang yang menjalankan puasa Senin Kamis akan mendapatkan hikmah yang kembali pada tubuhnya sendiri. Seperti melatih kesabaran, mengontrol syahwat, mengatasi depresi, meningkatkan kesehatan tubuh, meminimalisir risiko terkena penyakit mematikan, menurunkan berat badan yang dikombinasikan dengan olahraga, dll.

Hanya saja untuk mendapatkan semua impact itu, maka puasa Senin Kamis sebaiknya dirutinkan. Meskipun tetap boleh tidak dikerjakan karena sifatnya yang sunnah.  

Intinya puasa Senin Kamis baik dan boleh dilakukan sebagai ibadah tambahan di luar ibadah wajib. Adapun niat puasa ini, yaitu "Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatal lillahi ta’ala" untuk puasa hari Seninnya dan "Nawaitu sauma yaumal khomisi sunnatal lillahi ta’ala" untuk puasa hari Kamisnya.

Puasa Syawal

Puasa Syawal merupakan puasa yang dikerjakan seorang Muslim selama enam hari di bulan Syawal. Hanya saja puasa ini afdolnya dikerjakan jika seseorang yang telah melaksanakan puasa Ramadan penuh. Jika seseorang memiliki utang puasa di bulan Ramadan, maka afdolnya mengerjakan utang puasanya terlebih dulu baru mengerjakan puasa Syawal.

Hikmah dari puasa Syawal adalah ganjaran pahala yang besar. Orang yang mengerjakannya diibaratkan telah melakukan puasa selama setahun penuh. Kebayang besar kan ganjaran pahala ini? Tanpa harus mengerjakan puasa setahun penuh (memang tidak diizinkan), tapi mendapat pahala seperti berpuasa setahun.

Tata cara mengerjakan puasa Syawal sama seperti puasa lainnya, yakni tidak boleh makan-minum dari Subuh sampai Magrib dan tidak boleh melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Jika dibandingkan dengan puasa Senin Kamis, puasa Syawal hanya dilakukan di bulan Syawal. Hanya saja, puasa ini tidak boleh dilakukan tepat tanggal satu Syawal. Karena tanggal satu Syawal adalah hari Idul Fitri, dimana umat Muslim tidak diperkenankan berpuasa. Puasa ini dikerjakan enam hari, boleh berturut-turut, boleh selang-seling.

Adapun niat puasa Syawal adalah "Nawaitu shouma ghodin 'ansittatin min syawaalo sunnatan lillaahi ta'alaa."

Puasa Arafah

Salah satu puasa sunnah lainnya yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan adalah puasa Arafah. Pelaksanaan puasa ini hanya satu hari, dilakukan tanggal 9 Dzulhijah, yang juga bertepatan dengan pelaksanaan Wukuf di Padang Arafah bagi orang-orang yang sedang beribadah haji. Atau sehari sebelum hari Idul Adha tiba.

Puasa Arafah ditekankan untuk dikerjakan bagi orang yang tidak berangkat ibadah haji. Sedangkan, bagi orang yang sedang beribadah haji, maka anjuran ini lepas demi kefokusannya.

Puasa Arafah memiliki teman, Puasa Tarwiyah, yang dikerjakan sehari sebelumnya. Tepatnya tanggal 8 Dzulhijah.

Adapun hikmah puasa Arafah juga sangat besar, yaitu menghapus dosa-dosa orang yanh mengerjakannya selama dua tahun berturut-turut - dari tahun sebelumnya sampai tahun depannya. Bahkan ada 7 hadist Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan tentang Keutamaan hikmah puasa Arafah ini.

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya (HR. Muslim)

Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya (HR. Ibnu Majah; shahih)

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka dosanya diampuni selama dua tahun berurut-turut. (HR. Abu Ya’la; shahih)

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni tahun depannya dan tahun belakangnya. (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; shahih lighairihi)

Seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Umar tentang puasa hari Arafah, dia menjawab, “Kami dulu bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa dua tahun.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; hasan lighairihi)

Niat puasa Arafah tidak disebutkan di dalam hadist. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tidak ada yang melafalkan niatannya. Namun dilafalkan pun boleh-boleh saja. Dan niat itu berbunyi "Nawaitu shouma ‘arofata lillaahi ta’aalaa".

Puasa Rajab

Yang terakhir dibahas dalam artikel kali ini adalah puasa Rajab. Apa itu puasa Rajab? Puasa Rajab adalah puasa sunnah yang dikerjakan di bulan Rajab (bulan ketujuh dalam kalender Islam).

Puasa sunnah satu ini dianjurkan untuk dilaksanakan karena Rajab merupakan salah satu dari empat bulan suci (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

Tak ada aturan pasti berapa banyak seseorang dianjurkan berpuasa di bulan Rajab ini. Yang jelas hikmah puasa Rajab sangatlah besar. Pahalanya berlipat-lipat. Diibaratkan seseorang yang berpuasa di bulan Rajab sehari, maka dia bagaikan puasa selama sebulan. Jika seseorang puasa sebanyak tujuh hari, maka tertutuplah tujuh pintu neraka Jahim untuknya. Dan jika seseorang berpuasa sebanyak delapan hari, maka terbukalah 8 pintu surga untuknya.

Dalam hadist juga disebutkan bahwa Rajab adalah nama salah satu sungai yang ada di surga yang rasanya manis nan menyegarkan. Karena itu bagi orang yang senang melaksanakan puasa Rajab, maka kelak orang itu akan merasakan kenikmatan air dari sungai Rajab.

Sangat besar bukan hikmah yang terkandung dalam melaksanakan puasa Rajab?

Tata cara puasa Rajab sama seperti puasa lainnya. Niat puasa Rajab adalah "Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ" jika niat mengerjakannya sejak malam dan jika niat mengerjakannya sejak siang maka lafadz niatnya menjadi "Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ".[]

Related Posts

Posting Komentar